Mengapa Tren Film Berkelanjutan di Indonesia Penting?
Industri film yang berkelanjutan dan hijau adalah sebuah keharusan, bukan sekadar pilihan. Menurut Dr. Agus Sari, ekonom lingkungan terkemuka di Indonesia, "Industri film memiliki dampak tak langsung terhadap lingkungan, mulai dari konsumsi energi dalam produksi hingga pengelolaan limbah". Dalam konteks ini, tren film berkelanjutan di Indonesia menjadi penting. Hal ini bukan hanya berdampak positif terhadap planet kita, tetapi juga membuka peluang untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, penonton kini lebih peduli tentang isu-isu lingkungan. Menurut riset oleh Nielsen, sebanyak 66% konsumen global bersedia membayar lebih untuk produk atau jasa yang ramah lingkungan. Jelas bahwa penonton menginginkan tontonan yang mencerminkan nilai-nilai mereka sendiri, termasuk kepedulian terhadap lingkungan. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip produksi hijau, industri film Indonesia dapat memenuhi permintaan ini dan sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas.
Inisiatif dan Langkah-langkah Menuju Sinematografi Hijau di Indonesia
Langkah pertama menuju sinematografi hijau adalah memahami dan mengurangi jejak karbon dari produksi film. Beberapa produksi lokal telah mulai menggunakan panel surya untuk penggunaan listrik dan meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai. Namun, masih ada jalan panjang yang harus ditempuh.
Kemudian, keterlibatan semua pihak dalam produksi film juga penting. Seperti yang dikatakan sutradara ternama Joko Anwar, "Semua orang di set film harus memahami pentingnya prinsip hijau dan berpartisipasi dalam upaya ini".
Pada akhirnya, pendekatan yang holistik sangat dibutuhkan. Ini berarti melibatkan setiap aspek produksi, dari skrip hingga pascaproduksi. Misalnya, menggunakan skrip digital daripada mencetak ratusan halaman, atau memastikan bahwa set yang digunakan dapat didaur ulang atau dipakai ulang.
Selain itu, asosiasi dan lembaga film di Indonesia dapat berperan aktif dalam mendorong inisiatif sinematografi hijau. Mereka dapat mengembangkan pedoman dan standar untuk produksi film hijau, serta memberikan pelatihan dan dukungan kepada penggiat industri.
Dalam hal ini, dukungan pemerintah juga sangat penting. Melalui kebijakan dan regulasi yang mendukung, produksi film berkelanjutan dapat menjadi norma baru di industri perfilman Indonesia.
Saat ini, tren sinematografi hijau di Indonesia masih pada tahap awal. Namun, dengan komitmen dan partisipasi dari semua pihak, kita dapat menciptakan industri film yang lebih hijau dan berkelanjutan. Setiap langkah, meskipun kecil, adalah langkah yang penting menuju sinematografi hijau.